Blog post -

Penerapan LED Lighting Breakneck Indonesia Mendorong Kualitas Produk dan Akses Pasar

Asia Tenggara merupakan pasar yang semakin penting untuk light-emitting diodes (LED). Sebagian besar pertumbuhannya berasal dari konsumen perkotaan, komersial dan perumahan di seluruh wilayah, khususnya di Indonesia. Untuk memanfaatkan peluang penjualan baru, para produsen di wilayah ini perlu memahami apa yang mendorong permintaan serta kebutuhan dan proses untuk menguji produk berkualitas di tengah pengawasan regulasi yang lebih ketat.

Opsi penerangan hemat energi meningkatkan permintaan

Hal utama yang menentukan peningkatan permintaan penerangan LED termasuk harga listrik yang tinggi di kawasan Asia dan biaya penerangan LED yang merosot tajam. Akibat adanya permintaan dan pasokan yang melimpah, harga bola lampu LED tunggal sebesar USD30 sudah berlalu.

Meskipun harga bola lampu LED masih lebih mahal daripada harga bola lampu pijar, namun lampu tersebut sangat efisien, hanya memakai seperenam energi bola lampu pijar, dan bisa bertahan hingga 25 kali lebih lama. Dengan begitu, beralih ke bola lampu LED dapat mengurangi tagihan listrik sebesar 75 persen.

Pejabat kota di Asia Tenggara, juga tertarik untuk memanfaatkan penghematan biaya LEDs di tengah-tengah urbanisasi beruntun dan kemajuan ekonomi yang berlangsung di wilayah ini. Teknologi dan rancangan hemat energi yang baru ini dapat memangkas biaya penerangan jalan, yang mencakup 38 persen pemakaian energi dan emisi gas; di sebagian kota, hingga sebesar 60 persen. Selain itu, biaya pemeliharaan dan operasional LEDs penggunaan industri ternyata jauh lebih rendah daripada sebagian besar teknologi lampu lainnya. Kenyataan ini telah menyebabkan peraturan pemerintah yang baru untuk menyerukan pilihan penerangan yang lebih hemat energi.

Indonesia memimpin permintaan untuk LEDs

Menurut berita di LEDinside, pasar penerangan LED di Asia Tenggara mengalami pertumbuhan paling cepat, dengan laju pertumbuhan dari tahun ke tahun mencapai 63 persen. Enam pasar utama di wilayah ini -- Thailand, Singapura, Malaysia, Vietnam, Indonesia dan Filipina -- pasar lampu penerangan mencapai USD 4,8 miliar pada tahun 2015, yang mana penerangan LED menyumbang sekitar USD1,5 miliar. Permintaan ini telah menarik para produsen lampu penerangan LED di wilayah ini.[1]

Meskipun Vietnam mengalami pertumbuhan paling tinggi dalam pemasaran lampu penerangan LED dengan peningkatan dari tahun ke tahun mencapai lebih dari 60 persen, antara tahun 2013 hingga 2015, namun pasar lampu penerangan transportasi di Indonesia sangat besar

Pada tahun 2010, PT Solarens Ledindo (sebelumnya dikenal sebagai PT Tricomm Aerocitra) menganugerahi Osram Semiconductors Golden Dragon Plus LED, kesempatan untuk menerangi jalan tol dengan penerangan LED yang pertama di Indonesia, sepanjang 9,7 km di Jakarta. Indonesia memiliki jaringan jalan kereta api sepanjang 8.159km dengan sekitar 40 persen dari jalurnya terbengkalai pada saat ini.[2] Negara ini pun sudah meluncurkan sejumlah program perintis untuk retrofit lampu jalan dengan lampu LED di sejumlah kota seperti Batang dan Semarang serta berkomitmen untuk mengganti materi iklan tradisional dengan tampilan LED.

Standar LED dan akses untuk menguji gerakan pasar

Para produsen Tionghoa mendominasi industri penerangan LED Indonesia. Fenomena ini akibat kebijakan awal pemerintah yang memperbolehkan para pelaku asing dalam produk LED untuk membanjiri pasar dengan lampu LED dengan harga bersaing. Namun demikian, sekarang, pemerintah Indonesia sudah melarang impor lampu LED (dan produk lainnya) yang tidak memenuhi patokan Standar Nasional Indonesia (SNI). Tindakan ini telah berdampak pada pangsa pasar produsen asing, tetapi hal ini telah meningkatkan persaingan untuk para pelaku bisnis LED domestik.

Sebagai akibatnya, para produsen yang sudah masuk ke Indonesia, atau mereka yang ingin masuk ke pasar Indonesia harus menguji produk merekat terhadap standar SNI, kalau mereka akan memanfaatkan peluang pertumbuhan ini.

Di UL, peran kami dalam hal pengujian dan pemberian sertifikasi lampu LED untuk hemat energi, keselamatan dan keandalan, sangat penting untuk menentukan produk LED manakah yang dapat memenuhi standar global, termasuk SNI.

Untuk memulai, tim kinerja lampu penerangan menguji sejumlah bola lampu untuk kinerja langsung, seperti hemat energi, kualitas warna dan output cahaya, serta pengujian jangka panjang untuk menentukan berapa lama bola lampu harus bertahan. Kami juga menguji mekanisme untuk mengetahui spektrum listrik sepenuhnya dan data lingkungan, termasuk seberapa banyak listrik yang mengalir melalui LEDs untuk menghasilkan output cahaya (untuk hemat energi) dan pada suhu berapa pengoperasiannya (pertimbangan keselamatan yang sangat penting). Laboratorium kami juga dapat membantu mengonfirmasi keandalan secara keseluruhan dari produk tersebut.

Badan Akreditasi Nasional Indonesia (KAN) sudah mengakreditasi laboratorium kawat dan kabel kami di Jakarta sebagai Testing Organization (TO) dan Certification Organization (CO) untuk SNI (Standar Nasional Indonesia) lokal. Melalui Global Market Access Services (Layanan Akses Pasar Global), kami dapat membantu para produsen LED untuk menguji dan mencapai sertifikasi SNI. Karena setiap negara memiliki standarnya sendiri yang harus ditaati oleh para produsen agar mendapatkan izin memasuki pasar, sekarang, produsen lampu dan listrik LED Indonesia bisa mendapatkan akses ke pasar Asia Tenggara lainnya dengan cara menguji produk mereka di laboratorium kami, dan karenanya, memungkinkan mereka menjadi lebih kompetitif.

LED mencerahkan masa depan

Dengan jumlah penduduk sekitar 300 juta orang dan terus bertumbuh, Indonesia menawarkan pasar domestik yang substansial untuk sekian banyak peritel asing; dengan penduduk kelas menengah yang terus meningkat, Indonesia pada saat ini merupakan salah satu pasar di kawasan yang pertumbuhannya paling cepat. Serupa dengan negara tetangga lainnya di kawasan tropis, warga Indonesia cenderung menghabiskan banyak waktu di dalam ruangan, terutama di mal. Gaya hidup ini telah memacu pembangunan mal di daerah perkotaan, dan dengan demikian, berkontribusi pada adopsi penerangan LED yang berkesinambungan.

Penggerak pertumbuhan komersial lainnya yang juga sangat menentukan termasuk perkembangan yang mencakup pengembangan jalan raya dan jalan kereta api, pelabuhan, dermaga feri, bandara, taman industri dan fasilitas terkait energi lainnya, seperti pembangkit tenaga listrik.

Sementara itu, tuntutan konsumen yang akan mendorong penerapan di masa depan termasuk bola lampu LED terhubung ke Wi-Fi, seperti yang bisa dioperasikan dari telepon pintar, atau lampu yang secara otomatis menampilkan warna dan disesuaikan berdasarkan waktu atau cuaca pada hari yang bersangkutan.

Tidak diragukan, masa depan LED pasti cerah, karena semakin banyak orang yang menerapkan teknologi penerangan dan perusahaan penerangan yang terus menemukan cara baru dan bermanfaat untuk memadukan berbagai fungsi untuk mendorong permintaan.

Untuk mengetahui selengkapnya mengenai metode UL untuk pengujian lampu LED, kunjungi: https://www.ul.com/inside-ul/shedding-some-light-on-led-testing/.

[1]“Skala dan Tren Pasar Penerangan LED di Asia Tenggara”LEDInside. (April 21, 2016) Dicuplik dari: https://www.ledinside.com/node/25219

[2]“Statistik Menunjukkan Indonesia Memiliki Potensi Pasar LED yang Sangat Besar.” LEDInside. (September 17, 2015) Dicuplik dari: https://www.ledinside.com/news/2015/9/staitistics_show_indonesia_holds_great_led_market_potential

Related links

Topics

  • Building industry, industry issues

Categories

  • indonesia
  • sni
  • led
  • testing
  • ul
  • certification

Related content